Tuesday, February 13, 2018

Makalah Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan
Siapkah anda menghadapi persaingan di tahun 2016? Sudah seharusnya bersiap menghadapi ketatnya persaingan ditahun 2016 mendatang. Indonesia dan negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir industry ekonomi dikawasan Asia Tenggara. 
Terdapat empat hal yang akan menjadi indus MEA pada tahun 2016 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia yakni:

Pertama, ndust-negara dikawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi,modal dalam julah yang besar dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu ndust ke ndust lainya di kawasan Asia Tenggara.

Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan meliputi competition policy, consumerprotection, intelectualproperti rights (IPR), taxation dan E-commerce. Dengan demikian dapattercipta iklim persaingan yang adil, terdapat perlindungan berupa ndust jaringandari agen-agen perlindungan konsumen, mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta, menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aan dan terintegrasi, menghilangkan ndust double Taxation, dan meningkatkan perdagangan dengan mediaelektronik berbasis online.

Ketiga, MEA punakan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dakam hal peningkatan kemampuan.

Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan membangun sebuah industri untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi dinegara kawasan  Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangan paket bantuan teknis kepada negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. 
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitassehingga tidak hanya terjadi peningkatan partisipasi mereka pada sekala ragional namun juga memunculkan inisiatif untuk integrasi secara global. Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “peluang, tantangan dan resiko bagi Indonesia dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean.
Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini mengenai Peluang, tantangan dan resiko bagi Indonesia dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean. Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Apa saja peluang dan tantangan yang bisa kita ambil dalam program MEA?
Apa saja resiko yang akan ditanggung Indonesia dalam menghadapi MEA?

Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, maka secara umum tujuan makalah ini adalah unutk menjelaskan peluang, tantangan dan resiko yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean agar masyarkat mampu enghadapi persaingan pasar global. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui secara jelas mengenai:
Peluang dan tantangan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam MEA.
Resiko yang akan dihadapi saat MEA.


BAB II
PEMBAHASAN

Landasan Teori
Masyarakat Ekonomi Asean adalah integrasi kawasan ASEAN dalam bidang perekonomian. Pembentukan MEA dilandaskan pada empat pilar. Pertama. Menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua,menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakanpertumbuhan ekonomi yang seimbang. Dan pilar terakhir adalah integrasi keekonomian global.

Penyatuan ini ditujukan unutk meningkatkan daya saing kawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Integrasi ini diharapkan akan membangun perekonomian ASEAN serta mengarahkan ASEAN sebagai tulang perekonomian Asia. 

Dengan dimulainya MEA maka setiap negara Anggota ASEAN harus meleburkan batas teritori dalam sebuah pasar bebas. MEA akan menyatukan setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Sebagai pasar tunggal, arus barang dan jasa yang bebas merupakan membebaskan arus investasi, modal dan tenaga terampil. MEA memang sebuah kesepakatan yang mempunyai tujuan luar biasa namun beberapa pihak menghawatirkan kesepakatan ini. Arus bebas barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja tersebut tak pelak menghadirkan kekhawatiran tersendiri bagi beberapa pihak.

Dalam hal ini pasar potensial domestik dan lapangan pekerjaan menjadi taruhan. Sekedar bahan renungan, indek daya saing global Indonesia tahun 2013-2014 (rangking 38), yang jauh dibawah Singapura (2), Malaysia (24), Brunai Darusalam (26) dan satu peringkat dibawah Thailand (37). Di sisi lain coba kita lihat populasi Indonesia yang hampir mencapai 40% populasi ASEAN. Sebuah pasar yang besar tapi tak didukung daya saing yang maksimal. Jangan sampai Indonesia mengulang dampak perdagangan bebas ASEAN China. Beberapa peningkatan perekonomian malah kebanjiran produk China.

Peluang dan Tantangan Indonesia Dalam Kegiatan Ekonomi ASEAN

Pada Sisi Perdagangan
Menurut Santosopada tahun 2008 Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan ekspor yang pada akhirnya akan meningkatkan GPD Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permaslahan homogenitas komoditas yang diperjual belikan, contohnya unutk komoditas pertamina, karet, produk kayu, tekstil dan barang elektronik.

Pada sisi Investasi
Kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung asuknya Foreign Direct Invesment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaanlapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang  lebih mudah kepada pasar dunia.

Aspek Ketenagakerjaan
Terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahliab yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan akan menjadi lebih mudah dahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadikan kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerjaan terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Resiko Yang Dihadapi Indonesia Saat MEA
Competitiin risk, akan barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negeri yang jauh berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca erdagaangan bagi Negara Innesia sendiri.
Exploitation risk, dengan sekala besar terhadap ketersediaan sumber daya alamileh perusahaan asing yang asuk keIndonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingakan negara-negara lainya. Tidak tertutupkemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosiste di Indonesia,sedangkan regulisi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat unutk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.

Risiko ketenagakerjaan
Dilihat dari sisi pendidikan dan produktifitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN.

Cara Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Banyak cara sekaligus ersiapan unutk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2016. Hal ini juga merupakan tantangan karena sejatinya pola pikir dan semangat pemerintah serta ara pelaku ekonomi Indonesia masih seperti biasanya.

Menurut ekonom dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Edy Suandi Hamid, pemerintah dan pelaku ekonomi harus lebih ofensif menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016 dengan memperluas pasar barang, jasa, modal, investasi, dan pasar tenaga kerja. Adanya MEA harus dipandang sebagai tambahnya pasar Indonesia enajdi lebih dari dua kali lipat, yakni dari 250 juta menjadi 600 juta,” katanya. Dengan pola pikir dan semangat seperti itu, dia berharap Indonesia dapat memetik manfaat optimal dari MEA.

Menurut diplomat senior Makarin  Wibisosno juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi MEA 2016, Indonesia perlu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan sektor jasa. Liberalisasi pasar jasa akan mengunutungkan bagi Indonesia dalam dinamika MEA. 

Menurut rektor Universitas Sebeas Maret (solo) Ravik Kardisi salah satu persiapan UNS adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) denga hard skill dan soft skill, dari segi hard skill, UNS mempersiapkan kurikulum agar mahasiswa mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi negara lain. Sementara itu, dari segisoft skill, UNS membekali mahasiswanya denganpersiapan spiritual dan mental melalui pelatihan spiritual quotient (SQ). Program ini ditindak lajuti dengan pelatihan soft skill di tingkat fakultas. Di antara pelatihan itu adalah tentang kepemimpinan, komunikasi dan kemampuan bahasa.

Jadi penulis menyimpulkan, untuk mengatasi tantangan serta resiko yang mungkin akan muncul dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN dapat dilakukan dengan membekali diri dengan ilmu pengetahuan, menanamkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri, serta mempertajam soft skill dan hard skill masyarakat.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan 
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang unutk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan resiko-resiko yang akan muncul bila MEA ttelah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk profesional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mrngantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu, kolabirasi yang tepat antara otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastruktur baik secara fisik dan sosial (hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penontondi negarasendiri ditahun 2016 mendatang.

Saran
Sesuai dengan kesimpulan di atas, maka penulis merumuskan saran dalam makalah ini sebagai berikut:
Hendaknya pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Pemerintah lebih memperhatikan UKM agar mampu bersaing dengan pasar internasional.


DAFTAR PUSTAKA

http:/www.crmindonesia.org/node/624. Diunduh pada tanggal 22 desember 2015.
http://ekonomi.kabo.biz/2014/08/masyarakat-ekonomi-asean-mea.html Diunduh pada tanggal 22 desember 2015.
http://news.okezon.com. Diunduh pada tanggal 22 desember 2015.
Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universiti Indonesia.

No comments:

Post a Comment