MAKALAH
TAKHLAK TASAWUF
“AKHLAH KEPADA ALAM”
A. PENDAHULUAN
Kita diajarkan doa munajat yang
berbunyi : رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً
“Ya Tuhan kami, tak satupun makhluk ciptaan-Mu ini
yang tak berguna (Q/3:191). Ayat ini mengandung arti bahwa Tuhan menciptakan
alam ini dengan konsep yang sangat sempurna. Suatu makhluk meski sekecil
bakteri pun, telah di desain oleh Sang Pencipta sebagai bagian dari ekosistem
alam. Sebagaimana yang telah disebutkan di depan bahwa dalam sistem alam ini,
manusia diberi predikat oleh Allah sebagai khalifah-Nya dimana manusia diberi
wewenang dan tanggung jawab mengelola alam ini bagi kehidupannya.
Setiap kewenangan tanggung
jawab, pastilah di dalamnya terkandung hak dan kewajiban. Oleh karena itu
amanah Tuhan kepada manusia sebagai khalifah-Nya ialah bahwa manusia dibebani
kewajiban, dan bersamaan dengan itu manusia diberi hak, termasuk hak
pemanfaatan alam. Dalam al Qur’an, jelas sekali disebutkan bahwa Allah
menciptakan langit dan bumi ini untuk manusia (QS/2 :29)
هُوَ الَّذِي
خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاء
فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Manusia diberi hak untuk mengelola
alam ini, mengkonsumsi yang dibutuhkan, tetapi di tangan manusia pula diletakan
tanggung jawab pemeliharaan kelestarian alam. Oleh karena tu manusia tidak
boleh sewenang-wenang terhadap alam, karena akan berdampak merusak ekosistem
yang pada gilirannya akan menyulitkan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam perspektif
ilmu akhlak, maka manusia pun harus berakhlak kepada alam.
B.PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AKHLAK
Menurut
bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq
(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan
gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut
wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani kata khuluq
ini disampaikan dengan kata ethicos atau ethos artinya adab
kebiasaan, perasaan batin kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos
kemudian berubah menjadi etika.[1]
2.AKHLAK KEPADA ALAM
Alam ialah segala sesuatu yang ada
di langit dan di bumi beserta isinya, selain Allah. Allah melalui al quran
mewajibkan kepada manusia untuk mengenal alam semesta beserta isinya.
Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan yang lebih
oleh Allah untuk mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia
diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya.
Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam
sekitarnya, yakni melestarikannya dengan baik.[2]
Ada kewajiban manusia untuk berakhlak kepada alam sekitarnya. Hal tersebut didasarkan
kepada hal-hal sebagi berikut :
1. Bahwa
manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi;
2. Bahwa
alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh al quran;
3. Bahwa
Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga pelestarian alam yang bersifat
umum dan yang khusus;
4.
Bahwa Allah memerintahkan kepadaa manusia untuk mengambil manfaat yang
sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi makmur;
5. Manusia
berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka bumi.
Manusia wajib bertanggung jawab
terhadap kelestarian alam atau kerusaakannya, karena sangat memengaruhi
kehidupan manusia. Alam yang masih lestari pasti dapat memberi hidup dan
kemakmuran bagi manusia di bumi. Tetapi apabila alam sudah rusak maka kehidupan
manusia menjadi sulit, rezeki sempit dan dapat membawa kepada kesengsaraan.
Pelestarian alam ini waajib dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat, bangsa
dan negara.[3]
Manusia hidup bergantung pada alam sekitar. Mula-mula mereka hidup secara
berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat yang menyediakan hidup dan
makan. Mereka lalu berpindah dari suatu tempat ke tempat lain setelah bahan
makanan habis dan tidak didapat. Namun seiring dengan kemajuan kehidupan
manusia, bukan berarti ketergantungan dan kebutuhannya terhadap alam semakin
berkurang. Mereka tetap membutuhkan alam sekitarnya bagi kemakmuran dan
kesejahteraan hidupnya. Untuk itu, manusia harus menjaga keharmonisan
hubungannya dengan alam dan makhluk di sekitarnya, yaitu dengan cara berakhlak
yang baik kepadanya.
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al
Baqarah: 30).
Akhlak manusia terhadap alam bukan hanya semata-mata untuk kepentingan
alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan alam
ini. Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga kemakmuran, kesejahteraan, dan
keharmonisan hidup dapat terjaga.[4]
Berakhlak dengan alam sekitarnya dapat dilakukan manusia dengan cara
melestarikan alam sekitarnya sebagai berikut :
1. Melarang penebangan pohon secara liar;
2. Melarang perburuan binatang secara liar;
3. Melakukan reboisasi;
4. Membuat cagar alam dan suaka margasatwa;
5. Mengendalikan erosi;
6. Menetapkan tata guna lahan yang lebih
sesuai;
7. Memberikan pengertian yang baik tentang
lingkungan kepada seluruh lapisan masyarakat;
8. Memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi
pelanggar-pelanggarnya.
Manusia di
bumi sebagai khalifah, mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya,
yakni melestarikan dan memeliharanya dengan baik.
Allah
berfirman :
Yang
artinya;
Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. Al Qashash: 77)
Adapun
akhlak manusia terhadap alam yang wajib dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan
alam.
2. Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah
ciptakan alam dan isinya ini untuk manusia. Allah berfirman :
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu
dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui.(QS. Al Baqarah: 22)
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik
dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.(QS.
Al Baqarah : 168)[5]
C. PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Ajaran Islam
yang paling mendasar adalah keluhuran akhlak. Sifat ini banyak menentukan
karakter seseorang, khususnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Seseorang yang
berakhlak rendah, ia dibenci dan di asingkan dari masyaraakat. Sebaliknya
seseorang yang berakhlak tinggi ia akan dihargai, disegani, bahkan menjadi
panutan dalam masyarakat.
Keberadaan
dan kehancuran suatu umat ditentukan oleh akhlak itu sendiri. Selama masih
berakhlak mulia, berarti umat manusia utuh dan jika akhlak mulai lenyap itulah
pertanda hancurnya umat.
Akhlak
kepada Allah merupakan perwujudan dari keimanan kita yang kita tujukkan dengan
ibadah kita. Akhlak kepada sesama manusia berarti kita harus berbuat baik
kepada sesama manusia tanpa memandang kepada siapa orang tersebut, sehingga
kita mampu hidup dalam masyarakat yang aman dan tenteram. Akhlak kepada alam
merupakan bentuk tanggung jawab dan rasa syukur kita kepada Allah dengan segala
sesuatu yang Ia berikan, selain itu karena Allah telah menjadikan kita sebagai
khalifah di muka bumi ini maka kita harus menjaga, melestarikan dan
memanfaatkan segala yang ada di alam ini tanpa berlebih-lebihan.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmaran A.
S.,Pengantar studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo, 2003.
www.Ibid.com
M. Yatimin
Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran, Jakarta: Amzah, 2007.
No comments:
Post a Comment